Oleh: Argo Selig Saputro
Tapi tulisan ini dibuat bukan sebagai lampiasan kekecewaan saya karena tidak menonton mereka, melainkan sebagai bentuk kekaguman saya atas karya-karya mereka. Tidak berlebihan rasanya kalau saya ‘memberhalakan’ mereka. Menelurkan 15 album sepanjang karirnya dengan total penjualan lebih dari 5 juta keping di seluruh dunia membuktikan betapa saktinya mereka. Satu hal yang patut dicatat semua itu dilakukan secara independen. Band ini tidak hanya produktif tapi juga jaminan mutu.
Kekuatan
musikalitas serta riff-riff gitar yang cemerlang tak lepas dari andil
ketiga gitarisnya yang memang sudah cukup berpengalaman di scene punk
itu sendiri. Brett Gurewit, yang juga pemilik Epitaph Records, sarat
pengalaman memproduseri band-band punk ternama yang berada di dalam
label miliknya seperti NOFX, Rancid, No Use For a Name hingga The
Offspring. Begitu juga Brian Baker yang mantan gitaris band hardcore
‘80an Minor Threat, serta Greg Hetson yang pernah bergabung dalam band
hardcore ternama di akhir ‘70an Circle Jerks. Jangan lupakan juga setiap
bass line yang bertenaga dan catchy muncul berkat sang bassist
Jay Bentley. Kolaborasi mereka berlima selalu menghasilkan nuansa punk
yang unik dan berbeda, membuat saya mencintai dan memutuskan menjadi
kolektor atas setiap karyanya.
I am a huge fan of Bad Religion. Entah sudah berapa kali judul lagu dari NOFX tersebut saya lontarkan ke banyak orang. Meskipun kadangkala saya merasa gagal sebagai fans lantaran tidak menyaksikan konser mereka setahun silam dikarenakan biaya tiket yang tidak terjangkau untuk ukuran mahasiswa seperti saya. Dan alasan itu pula yang membuat saya batal menonton Morrissey.
Tapi tulisan ini dibuat bukan sebagai lampiasan kekecewaan saya karena tidak menonton mereka, melainkan sebagai bentuk kekaguman saya atas karya-karya mereka. Tidak berlebihan rasanya kalau saya ‘memberhalakan’ mereka. Menelurkan 15 album sepanjang karirnya dengan total penjualan lebih dari 5 juta keping di seluruh dunia membuktikan betapa saktinya mereka. Satu hal yang patut dicatat semua itu dilakukan secara independen. Band ini tidak hanya produktif tapi juga jaminan mutu.
Sang
frontman, Greg Graffin adalah jenius
nomor satu. Lirik-liriknya yang tajam dan puitis dalam menyoroti masalah
sosial, politik, dan agama merupakan bukti yang sahih. Hal itu tak lepas dari
latar belakang pendidikannya yang tinggi hinnga menyandang gelar Ph.D di bidang zoology. Juga dari segi
musikalitas, Bad Religion adalah yang terbaik di zamannya.
Saya tidak akan menulis panjang
lebar biografi Bad Religion di sini. Hal itu pasti sudah banyak dilakukan oleh
jurnalis-jurnalis musik di luar sana. Menulisnya kembali dari sudut pandang
penggemar jelas akan sia-sia. Melakukan hal tersebut sama halnya dengan membuat
acara tribute sebuah band yang sama
setiap bulannya. Yang akan saya tulis di sini adalah tentang The Empire Strike
First, salah satu mahakarya Bad Religion yang mengajarkan saya cara baru
menikmati punk yang sesungguhnya.
Saya pertama mendengar album ini
sekitar kelas 2 SMA, saat tengah berkunjung ke rumah salah satu kawan untuk
mendiskusikan materi lagu baru. Saat itu saya melihat kaset tape The Empire
Strike First tepat di samping gitar miliknya. Tanpa pikir panjang saya langsung
mengamankannya. Berikutnya mudah ditebak, album ini sukses mendoktrin dan
mengontrol isi kepala saya. Waktu itu saya memang masih tergolong bocah untuk
mengenal punk dan Bad Religion, namun saya tahu bahwa album dengan distorsi
yang tebal dan cepat serta koor yang harmonis di setiap lagu adalah hal yang
tidak biasa.
Di album ini Bad Religion masih
dengan tajam mengkritisi isu sosial politik. Duet Greg Graffin dan Brett
Gurewitz terbukti masih sangat berbahaya dalam serangan-serangan sarkastiknya,
seperti yang tertuang dalam lagu berjudul sama dengan album itu sendiri, The
Empire Strike First. Greg Graffin juga masih setia mengkritisi isu agama
seperti dalam lagu Live Again - The Fall Of Man, God's Love dan Atheist Peace.
Salah satu alasan saya menyukai band yang
terbentuk tahun 1979 ini adalah kemampuan mereka dalam membuat lagu-lagu
yang anthemic dengan riff-riff gitar cepat dan enak didengar, seperti
yang tertuang dalam lagu Live Again - The Fall Of Man. Vokal yang
harmonis dengan iringan koor diselingi part gitar beraroma country punk.
Juga lagu Los Angeles Is Burning yang mengkritisi media massa. Saya
yakin lagu ini cukup seksi untuk memaksa bibir anda menari mengikuti
setiap liriknya. Tak ketinggalan lagu Let Them Eat War yang secara
mengejutkan meleburkan nuansa hip-hop ke dalamnya. Lagu yang mengangkat
isu tentang dampak sosial dari agama, kemiskinan, dan perang ini juga
terdapat dalam kompilasi Rock Against Bush Volume 2.
0 comments:
Post a Comment