Oleh : Harun Kurnia
Setelah penampilan yang
begitu tenang dan sederhana milik Harlan Boer. Penonton mulai dihentak dengan
penampilan berikutnya, dari Simponi. Band yang berpersonilkan Rendy Ahmad,
Berkah Gamulya, Rama Prayuda, Andru Steven mengajak serta Usman Hamid dan Hulman
untuk bermain bersama pada kesempatan yang istemewa itu. ‘Vonis’ didaulat menjadi single pembuka pada penampilannya malam
itu, tampak instrumen tradisional Angklung dimainkan pada awal lagu ini.
Menginjak single berikutnya, ‘Sister In
Danger’ menjadi nomor yang penuh dengan realitas keadaan di Indonesia. Lagu yang di dedikasikan untuk melawan aksi kekerasan dan juga
pelecehan seksual yang marak terjadi dewasa ini. Setelah usai mengkampanyekan
anti kekarasan dan pelecehan seksual melalui ‘Sister In Danger’, Simponi pun menutup penampilannya malam itu
dengan single ‘We Are Singking’.
Indonesia Corruption
Watch(ICW) resmi meluncurkan sebuah album kompilasi sebagai bentuk perlawanan
maraknya aksi korupsi di Indonesia ini. Acara launching digelar pada Kamis(7/3) malam dan tempat yang dipilih
aksi gerakkan ini bertempat didaerah Kemang, Jakarta Selatan, tepatnya di
Rolling Stone Cafe Indonesia. Enam musisi yang ada dalam kompilasi album“Frekuensi Perangkap Tikus”
ikut meramaikan rilisnya album, yang penuh akan nilai sosial ini.
Pada kisaran jam tujuh
malam acara launching album “Frekuensi Perangkap Tikus” pun resmi
dimulai, dengan pembukaan dari Koordinator ICW, Danang Widoyoko. Setelah
memberikan pembukaan singkatnya, Master
Of Ceremony, Melanie Subono langsung memanggilkan aktor pertama untuk
memeriahkan acara tersebut. Iksan Skuter dengan segera mengayuh melodi folk nan dinamis dan memainkan single ‘Partai Anjing’ yang merupakan bagian
dari kepingan album kompilasi tersebut.
Tak hanya sampai disitu,
nuansa folk kembali tersaji pada penampil berikutnya. Harlan Boer lah yang
menyuguhkan penampilan yang begitu menawan dengan sayatan violin dan petikkan
gitar yang begitu indah. Suasana folk
yang menawan tercipta dalam single nya ‘Suap-Suap’.

Euforia kemeriahan launching album belum selesai, tersisa tiga
band lagi yang akan silih berganti menghibur para penonton yang telah hadir.
Penonton pun kembali disajikan lagu-lagu yang bertemakan nilai sosial dan kini
giliran aksi Morfem yang memacu emosi para penonton untuk berlaku positif untuk
melawan tindak pidana korupsi yang semakin “jadi” di negara ini. ‘Pilih Sidang Atau Berdamai’ menjadi
single membuka penampilan mereka yang sangat emosional itu. Setelah usai
melantunkan single untuk para pengumudi yang terkena tilang oleh pihak aparat, single
‘Sugali’ milik maestro Iwan Fals yang
di aransemen begitu apiknya oleh Jimi cs pun dimainkan sebagai nomor berikutnya.
Tak hanya sampai disitu, Morfem berlanjut
memainkan lagunya yang begitu menginspirasi agar kita terus bermimpi dimana pun
kita berada. ‘Tidur Dimanapun, Bermimpi
Kapanpun’ pun berhasil mengajak para penonton yang datang untuk bernyanyi
bersama menyanyikan lagu tersebut. Penampilan yang sangat energik dari sang
vokalis menjadi ciri khas aksi
panggungnya terus stabil hingga menutup penampilan mereka melalui single ‘Kami Bosan Jadi Negara Dunia Ketiga’.
Warna berikutnya yang
disuguhkan kali ini bernuansa Hip Hop
Hardcore, melalui Eyefeelsix. 'Insomnia Tingkat Tinggi' sebagai awalan penampilan mereka malam itu, dan berhasil membakar semangat para penonton yang telah datang. Beat yang dimainkan memanaskan acara, sebelum aksi yang lebih panas lagi. Hingga akhirnya Eyefeelsix pun, memainkan single 'Mimpi Basah Pembangkan Sipil" yang memuaskan para penonton yang telah hadir di acara launching album " Frekuensi Perangkap TIkus".
Tingkat semangat para
penonton sampai puncaknya. Ketika band asal Bali, Navicula mulai menghentak
para penonton dengan single ‘Menghintung
Mundur’ yang sebelumnya depan panggung terlihat tenang, seketika langsung
dihentak oleh moshing para penonton. Lagu-lagu yang dimainkan semalam oleh
Navicula merupakan lagu yang di request
oleh para penonton pada saat itu. Alunan melodi gitar yang berat dan tabuh drum
yang penuh energi berhasil membakar semangat seluruh penonton yang telah datang.
Navicula pun menembak semangat penonton secara beruntun dengan single singlenya
yang sarat akan nilai sosial. ‘Everyone Goes To Heaven’, ‘Aku Bukan
Mesin’, ‘Kalimati’, ‘Orangutan’, dan ‘Harimau’ ditembakkan secara
bertubi-tubioleh Robi cs. Tempo lagu sedikit diturunkan menginjak single nya ‘Di Rimba’ yang membuat sedikit rileks
sebelum menginjak single berikutnya yang akan memacu adrenaline kembali. Setelah
releksasi dari ‘Di Rimba’, Single ‘Mafia Hukum’ pun akhirnya dimainkan oleh
kawanan Grunge dari Bali. Lagu yang menceritakan hal yang sangat menjadi
penyakit kronis di Indonesia ini baru saja di aplikasikan dalam bentuk video
klip ini berhasil disambut oleh para penonton dengan moshing. Beberapa orang
pun di ajak serta oleh Robi untuk bernyanyi bersama di atas panggung yang
membuat panggung seketika tampak terlihat begitu ramai. Kemeriahan penampilan
mereka ditutup dengan single ‘Metropolutan’
yang menggambarkan kota-kota besar, khususnya Jakarta.
Kemeriahan dan
keragaman warna musik berhasil disajikan dalam rangka peluncuran Album “Frekuensi Perangkap Tikus”. Gerakkan
sosial seperti ini harus terus dipicu untuk menyadarkan kepada masyarakat
Indonesia akan bahaya laten dari tindak pidana yang telah merambah di negara
tercinta ini. Karena menurut survey
terakhir di tahun 2012 membuktikan bahwa Indonesia menjadi negara terkorup di
Asia Tenggara. Selamatkan negara kita dari tindak pidana yang telah
menggerogoti negara tercinta ini. Jika membicarakan apa yang terdapat didalam
album ini lebih baik lihat review albumnya disini.
Photo Set Peluncuran Album “Frekuensi Perangkap Tikus” :
0 comments:
Post a Comment